Audit Sistem Informasi (2)
Pengertian Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi (Informatin System Audit)
atau EDP Audit (Electronic Data Processing Audit)
atau computer audit adalah proses pengumpulan
data dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem
aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian
internal yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan
serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efesiensi
penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer (Ron Weber 1999:10).
Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999:11-13) secara garis
besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Pengamanan
Aset
Aset informasi suatu perusahaan
seperti perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga
oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b. Menjaga
integritas data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem
inforamasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan,
keberanaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpalihara, maka suatu
perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan
dapat menderita kerugian
c. Efektifitas
Sistem
Efektifitas sistem informasi
perusahaan melikiki peranan pentigndalam proses pemgambilan keputusan. Suatu
sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan user
d. Efisiensi
Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat
penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau
harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah
sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi
dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
e. Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai
moneter (uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil
maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.
Pengendalian Umum Audit Sistem Informasi
Pengendalian umum pada perusahaan
dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan
terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem
informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum sendiri
digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
a) Pengendalian
organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian
organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara
pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat
dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah
diotorisasi oleh administrator.
b) Pengendalian
operasi.
Operasi sistem informasi dalam
perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut
dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c) Pengendalian
perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan
terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari
sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan
atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d) Pengendalian
akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal
berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem
informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan
pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
Pengendalian
Aplikasi
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang
didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi
yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
Unsur-Unsur Pengendalian Informasi
a. Pengendalian
Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian
organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih
terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi,
tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian
akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses
tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based
menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu
saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini
berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan
nama pengguna dan sandi nya.
b. Pengendalian
Input
Pengendalian input memastikan data-data
yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c. Pengendalian
Proses
Pengendalian proses
biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana
proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang
permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas
master.
d. Pengendalian
Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa
pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang
dihasilkan juga kasat mata.
e. Pengendalian
Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi
integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan
anomali-anomali, seperti:
·
Anomaly penambahan
·
Anomaly penghapusan
·
Anomaly pemuktahiran/pembaruan
Fungsi Internal
Auditor
Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang
terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan
meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi
berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.
Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan
efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas
kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan
secara terperinci
- Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
- Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,
- Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian.
- Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.
- Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan
- Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna yang tidak baik
- Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.
- Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi
- Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang.
- Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain
- Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan.
- Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi.
Sumber
- http://www.kajianpustaka.com/2014/02/audit-sistem-informasi.html
- http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/17/audit-sia-pengendalian-umum-dan-pengendalian-aplikasi/
- http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/11/fungsi-internal-auditor.html
Komentar
Posting Komentar