Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan
Hidup
1. Pengertian
Pandangan Hidup dan Ideologi
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk
itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran
itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini
manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan
hidup.
Macam-macam sumber pandangan hidup
Pandangan
hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A)
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B)
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
Pandangan
Hidup Muslim
Islam
tidak hanya sebagai aturan-aturan yang bersifat teoritis, namun juga dapat dijadikan
sebagai Pandangan Hidup yang sesuai dengan fitrah manusia untuk menjawab
masalah-masalah atau problematika umat saat ini.
Banyak
Ayat dalam Al-Qur’an yang membahas kehidupan manusia baik berindividu, sesama
manusia, bermasyarakat, dan bernegara. Seperti kewajiban menuntut ilmu,
diperbolehkan mengadakan transaksi jual-beli,dll. Dengan cara memahami arti
dari Ayat tersebut, dan mengaplikasikan kedalam segala aspek kehidupan, maka
menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup.
Islam
sebagai Pandangan Hidup, menyadari bahwa
tiap aspek kehidupan tidak lepas dari aturan dan nilai-nilai Islam,dengan
menunjukan ketakwaannya terhadap Allah swt. maka segala aspek yang berkaitan
dengan kehidupan, seperti perkataan,
perbuatan, perasaan (hati) seseorang, akan menampakkan ciri-ciri dari
keislamannya tersebut.
Dengan
menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup, maka segala tatanan kehidupan seorang
muslim akan sesuai berdasarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya, sehingga
tidak ada lagi yang namanya Islam KTP alias seorang muslim yang tidak menemukan
keislamannya.
Islam,
agama paripurna dan paling akhir yang diturunkan Allah SWT kepada rasulullah
Muhammad saw. Islam tak hanya sekedar peraturan-peraturan yang bersifat
teoritik, tapi juga sebuah pandangan hidup yang sesuai fitrah manusia dan
menjawab semua problematika umat. Jadi, islam adalah satu-satunya pandangan
hidup yang diamanatkan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta alam semesta.
Barangsiapa
mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran
: 85)
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah (dengan) sebenar-benar takwa
kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
islam. (QS.Ali Imran:102)
Akidah
islam adalah akidah kaum muslim, yang didasarkan pada keimanan bahwa Allah Swt
adalah satu-satunya Ilah (Zat yang ditaati), dan bahwa Muhammad saw adalah
utusanNya yang paling akhir. Akidah islam memberikan penjelasan yang memuaskan
terhadap problematika pokok manusia, yaitu tentang awal mula dan tujuan hidup,
serta memandu manusia untuk memahami apa yang harus dia yakini dan apa yang
tidak boleh dia imani. Islam, sebagai solusi akhir bagi problematika pokok
manusia, telah memberikan pedoman menyeluruh bagi umat manusia dalam menjalani
kehidupannya. Aturan demi aturan yang berkaitan dengan segala perilaku manusia
telah diatur dalam hukum-hukum syari'at yang menyeluruh, lengkap, dan sempurna.
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan bagimu
ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.(QS. Al-Maidah: 3)
Hanya
dengan kembali kepada pemahaman yang shahih tentang islam, dan menjadikannya
sebagai pandangan hidup kaum muslim mempunyai harapan untuk bangkit dari
keterpurukan yang dialaminya saat ini, hingga kemudian menyadari keluasan dan
kekomprehensifan islam sebagai pandangan hidup yang akan membentuk gaya hidup
islami. Pandangan hidup islami akan terlindungi dan terjaga jika syari'at islam
diterapkan secara kaffah baik bagi individu, keluarga, masyarakat, dan
bernegara.
AL-QUR'AN
SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA
Al-Qur’an
merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, para
rasul datang untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Sebagai manusia
para rasul tersebut pasti menemui ajalnya, meninggal dunia. Sepeninggal rasul,
kehidupan umat manusia pasti akan kacau tanpa pegangan atau pedoman. Dengan
diturunkannya kitab suci, maka umat manusia memiliki pedoman hidup walaupun
nabi atau rasul telah tiada.
Kepentingan
diturunkannya kitab suci, dalam hal ini Al-Qur’an, yaitu : Agar manusia
mengenal dan beriman kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Manusia cenderung
mengakui adanya suatu kekuatan atau kekuasaan di luar dirinya. Manusia dengan
caranya masing-masing mencari zat yang Maha Kuasa.
Pengalaman-pengalaman
membuktikan, bahwa dengan hanya menggunakan akalnya manusia sering keliru
mengenal Tuhannya. Untuk membantu manusia mengenal Tuhannya dengan benar, perlu
adanya tuntunan dari Allah SWT. berupa wahyu yang diturunkan melalui para
rasul. Dengan adanya wahyu, manusia dengan mudah dapat mengenal Tuhan yang
sesungguhnya, Tuhan yang Maha Pencipta.
Al-qur’an
sebagai pedoman hidup manusia dan umat Islam khususnya. Tanpa pegangan atau
pedoman, manusia akan kehilangan arah. Kehidupan manusia penuh dengan berbagai
persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang paling berat. Pada
zaman nabi semua persoalan dapat diselesaikan langsung oleh nabi. Jika ada
persoalan yang rumit yang nabi sendiri mengalami kesulitan, maka Allah memberi
petunjuk melalui wahyu. Setelah Rasulullah tiada, manusia perlu pedoman agar
kehidupan mereka tidak kacau balau. Wahyu-wahyu Allah yang dihimpun dalam
sebuah kitab yang bernama Al-Qur’an itu menjadi pedoman yang lengkap bagi
manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan
alam lingkungannya.
Pengertian
Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yaitu bahasa
inggris yang berarti gagasan, dan oida berasal dari yunani yang berarti
mengetahui, melihat dengan budi. serta kata logi yg berasal dari yunani Logos
yang berarti pengetahuan. Jadi
Ideologi merupakan Pengetahuan tentang gagasan gagasan atau ide-ide ,sciense of
ideas atau juga ajaran tentang pengertian pengertian dasar.
Dalam perkembangannya terdapat banyak pengertian
ideologi yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali di
kemukakan oleh Desttut de Tracy dari Prancis pada tahun 1796. Menurut
Tracy Ideologi adalah " science of ideas " yaitu suatu program
yang diharapakan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan
dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology
adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar
cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Sementara hak
ideologi dibagi menjadi 2, yaitu :
- Hak memperoeh kebebasan
- Hak memperoleh perlindungan sebagai warga negara
2.
Cita – Cita
Cita-cita menurut
definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam
pikiran.Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan
tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan
hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang
merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu
sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut
dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap cita-cita itu.
3 Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang
mencapai cita – citanya antara lain :
– Manusia itu sendiri,
– Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut
– Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai
– Manusia itu sendiri,
– Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut
– Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai
2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita –
citanya antara lain :
– Faktor yang menguntungkan
– Faktor yang menghambat
– Faktor yang menghambat
Contoh cita-cita
Ada seorang anak perempuan sejak
sekolah dasar jika ditanyakan ingin menjadi apa saat dewasa ia selalu menjawab
ingin menjadi dokter. Alasan anak itu sederhana , ia ingin mengenakan jas putih
dengan stetoskop melingkari lehernya. Disaat teman-temannya mengganti ingin
menjadi apa saat dewasa nanti anak perempuan itu tetap teguh pada pendiriannya
. Ia ingin menjadi dokter.Disaat ia sudah tumbuh dewasa ia tetap pada
keinginannya menjadi dokter. Perempuan itu berusaha sekuat tenaganya untuk
menggapai keinginannya itu. Segala tes masuk perguruan tinggi jurusan
kedokteran ia coba, entah sudah berapa banyak tes yang ia pernah coba.
Namun,hasilnya nihil. Perempuan itu seperti berada pada posisi
terpuruknya.Disaat ia tak dapat menggapai mimpiya saat sekolah dasar yang ia
pupuk selama bertahun-tahun.Disaat orang-orang mencemoohnya ia berusaha menutup
telinga untuk melindungi perasaannya sendiri.Bahkan tak hanya pihak luar yang berusaha mengurungkan mimpi besarnya
itu. Salah satu keluarganya sendiri berusaha menjatuhkan dirinya didepan orang
lain. Ia sanggup menahan rasa sakitnya dan membuang segala cemooh orang lain,
namun dari pihak keluarga? Ia mengangkat tangannya sebagai tanda menyerah.
Pihak yang notabennya dekat dengannya pun berusaha memasukannya kedalam jurang yang
makin dalam nan gelap. Psikologi anak perempuan itu tidak stabil.Setiap ia
memandangi dirinya pada cermin , ia seperti sedang menonton film kehidupannya
sendiri. Baginya rumah bukannlah tempat ternyamannya. Perempuan itu lebih
nyaman bersama teman-temannya.
Perempuan itu sedang menekuni bidang
yang sangat baru dan asing baginya. Dan yang sangat jauh dari yang dibayangkan
selama ini. Ia mengalir bagaikan air dan mengorbankan segala mimpinya. Ia jenuh
akan segalanya . Ia kini lebih memilih bersikap masa bodo dengan segalanya.
Baginya untuk apa ia peduli perasaan orang lain toh tak ada yang pernah peduli
dengannya.Jauh dari lubuk hatinya ia masih memimpikan cita-citanya. Ia masih
berminat mengenakan jas putih dengan stetoskop melingkari lehernya.Jika ia mempunyai
kesempatan emas menggapai mimpinya , sungguh ia akan berkata “ya” .
3.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Makna
kebajikan Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia
merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya. Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang
baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati
adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang
dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal
·
Faktor pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
·
Faktor lingkungan
(environment). Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pemah diperoleh.
4.
Usaha atau Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap
manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia
adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin
menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan
bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya
daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan
jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin,
melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh
bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat
ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang
diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W .“Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan matibesok”
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan
terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan
manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan.
Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan
memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian /
ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan
sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta
kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat
organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya
sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara
dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
Surat Al Insyirah:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (1)
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (2) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ
ذِكْرَكَ (4)
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ
فَارْغَبْ (8)
Artinya :
“Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,(1) Dan Kami telah menghilangkan dari
padamu bebanmu,(2) yang memberatkan punggungmu? (3) Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (4) Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, (5) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.(6) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
(7) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(8)”
5.
Keyakinan
dan Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana
kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan
dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai
(Moorman,1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap
perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai
kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan
harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang
mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan
tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian
hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu
sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan
pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh
McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan
bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu
sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu
pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam
berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi
dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam
berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya
terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui
internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan
memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah
dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Aliran Pada Filsafat
·
Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa
hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa
(mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu
yang hadir dalam jiwa.
·
Materialisme adalah
keyakinan bahwa didunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang
bergerak. Pernyataanya, bahwa roh keasadran dan jiwa hanyalah materi yang
sedang bergerak.
·
Eksistensialisme adalah paham filsafat yang memandang
bahwa segala gejala berpangkal pada eksistensi. Meski bermacam-macam pandangan
dan metode dan sikap dalam gerakan eksistensialisme, para filsuf dari kelompok
ini senantiasa memperhatikan kedudukan manusia. Titik sentral pembicaraan
mereka adalah soal keterasingan manusia dengan dirinya dan dengan dunia.
6.
Langkah-Langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Adapun langkah-langkah itu sebagai
berikut :
o Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama
dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan
hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
o Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti
disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam
bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada
Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur
kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana
ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat.
o Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
o Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan
validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan
maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini
pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
o Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaalnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa
masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
o Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia
bahwa bila sudah mengabdikan din pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain
yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan
cendemng untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti langkah-langkah
sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia
pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau
lainnya.
Sumber :
http://ibdjk.blogspot.com/2013/01/pengertian-pandangan-hidup-dan-ideologi_17.html
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://nurulhidayati4321.blogspot.com/2013/12/islam-sebagai-pedoman-dan-pandangan.html
http://saefulnugroho.blogspot.com/2012/04/ideologi-dan-2-hak-ideologi.html
https://meilimeili.wordpress.com/2011/03/30/babvi202/
http://jiwareformasi.blogspot.com/2012/06/pengertian-kebajikan.html
http://sarahabibah.blogspot.com/2012/06/usaha-atau-perjuangan.html
http://arsyadinib.blogspot.com/2013/05/
http://zaysscremeemo.blogspot.com/2012/07/pengertian-kepercyaan.html
https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/11/aliran-aliran-filsafat-idealisme-materialisme-eksistensialisme-monisme-dualisme-dan-pluralisme/
http://vdeeaa.blogspot.com/2012/06/langkah-langkah-berpandangan-hidup-yang.html
Komentar
Posting Komentar