Cerita Disebuah Restaurant Cepat Saji



              Sore hari yang benar-benar kelabu.Awan yang mungkin jenis comulonimbus terus memayungi wilayang itu sejak siang.Hingga seberkas sinar mataharipun tak tampak sama sekali.Hujan lebat sekaligus  hembusan angin yang cukup kencang terus menerus menerpa wilayah itu.Ada seorang perempuan yang bernama Rain yang lebih memilih meneduh pada sebuah restaurant cepat saji dibandingkan harus menerpa hujan dan angin yang berhembus kencang yang dinginnya menusuk tulang dan dapat membuat bibirnya gemetar karena kedinginan.Rain membuka pintu restaurant cepat saji itu.Suasana didalam restaurant itu sangat lenggang tak seperti biasanya. Mungkin orang-orang lebih memilih dirumah lalu menarik selimut dan akhirnya tertidur pulas hingga berjam-jam sampai cuaca kembali seperti biasanya dibandingkan menghabiskan  waktu mereka diluar rumah dengan cuaca yang sangat mendukung untuk tidur.
                Didalam restaurant tersebut terdapat beberapa tipe orang.Ada sekelompok anak usia tanggung yang masih berseragam lengkap,ada 2 laki-laki tua setengah botak dan beruban yang pakaiannya seperti bos besar dan ada muda-mudi yang (mungkin) sepasang kekasih yang sedang asik bercengkrama. Rain berjalan menuju meja pesanan.Disana terdapat pramuniaga yang merangkak sebagai kasir.Rain memesan 1 paket makanan cepat saji.Setelah selesai dengan pesanannya, sang pramuniaga mengulangi pesanan perempuan itu untuk memastikannya.Rain hanya mengangguk mengiakan ucapan sang pramuniaga tanpa mengerti yang dibicarakan oleh sang pramuniaga.Fokusnya  perempuan itu hilang karena saking kedinginannya dia.Tak lama sang pramuniaga membawakan nampan yang berisi pesanan perempuan itu.Rain hanya dapat mengerjap-ngerjapkan matanya melihat pesanannya.Pesanannya semua berporsi besar.Ia sempat terkejut dengan isi nampannya itu ,tapi perempuan itu tak mau ambil pusing.Mungkin makanannya itu akan menemaninya berjam-jam hingga cuaca tak terlalu dingin agar perempuan itu dapat pulang kerumahnya.
                Rain memilih posisi duduk didekat jendela yang menjulang yang langsung menghadap sebuah taman kecil yang ditumbuhi rumput jepang.Bukan hanya itu saja,Rain duduk diantara meja dua laki-laki setengah botak perawakan bos dan sepasang kekasih.Dua laki-laki tua itu membawa tas kerja bermerk yang harganya setara dengan sebuah kulkas 2 pintu dan sebuah kompor dengan 2 tungku.Setelah memandangi tas laki-laki tua yang harganya dapat ia prediksi itu ia langsung duduk ditempatnya.Rain langsung mengambil segelas soda besar yang dibelinya lalu menyeruputnya sembari memandang keluar jendela.Untuk menghilangkan rasa bosannya, perempuan itu mendengarkan obrolan dua laki-laki tua.Ia menyebutnya tak sengaja mendengarkan dibandingkan dituduh terang-terangan menguping pembicaraan.Lagi pula laki-laki tua  itu berbicara dengan volume yang dapat didengar orang lain sejauh 50 m.Karena  itu Rain dapat mendengarkan obrolan dua laki-laki tua itu secara gamblang.Jadi jangan salahkan Rain atau menuduh Rain menguping!
                Dua laki-laki itu tak lebih membicarakan mengenai bisnis yang sedang mereka jalani.Dua laki-laki tersebut ternyata adalah teman baik sewaktu di bangku kuliah.Tepat dugaan Rain bahwa laki-laki tua itu adalah seorang  bos atau paling tidak pembisnis dengan omset setara bolak-bolak keliling indonesia dan eropa bahkan keliling dunia per bulannya.Bukan angka yang main –main. Salah satu diantara dua laki-laki tua itu yang berbadan tambun bercerita mengenai keunggulan produk produksinya hingga paling tidak ia dapat membuka cabang.Dan satu laki-laki yang bermata sipit dan yang sudah memiliki kantung di matanya ternyata memiliki usaha dibidang garmen itu bercerita mengenai usahanya yang benar ia bangun dari nol tanpa bantuan dari keluarga maupun orang tua.Dari sekedar iseng  dan bermain-main kini usahaya  maju pesat ,karenanya ia dapat membalas cemohan orang-orang yang dulu mengejeknya dan menganggapnya aneh.Dan sekarang orang-orang yang mencemoohnya minta untuk dipekrjakan olehnya.
“Saya dulu dicemooh orang-orang bahkan tanpa malu mereka mencemooh saya didepan wajah saya persis, namun saya masa bodo dengan omongan mereka .” ucap laki-laki bermata sipit.”
“Saya melakukan apa yang hati saya ingin lakukan  walau orang-orang menganggap saya itu orang yang aneh.Ada kepuasaan sendiri jika kita mengikuti keinginan hati.Dan akhirnya hasil takan mengecewakan usaha.Mereka yang dulu mencemooh saya dan mengganggap saya seorang yang aneh kini meminta saya untuk mempekerjakan mereka dan ada yang meminta kerjasama bersama Saya.”
                Laki-laki tua yang bertubuh tambun bergumam mengerti ucapan temannya yang bermata sipit. Si laki-laki bermata sipit menyeruput secangkir kopi hitam di cangkir berwarna putih.Aroma kopi si laki-laki tua bermata sipit memenuhi ruangan restaurant itu.Membuat aroma yang menenangkan, namun menggiurkan seperti aroma terapi.Si laki-laki bermata sipit tersenyum pada si laki-laki bertubuh tambun.Wajah laki-laki itu walaupun sudah berkeriput disana - sini , namun senyumnya sangat berwibawa.
“Masa bodo dengan omongan orang .Yang menjalani hidup saya kan saya sendiri bukan mereka . Yang menulis kisah hidup saya juga saya sendiri.Mereka tidak bisa ikut campur dengan kehidupan saya. Mereka hanya sukanya berfikiran negatif dan saat orang yang dicemoohnya mencapai tingkat tertinggi toh  akhirnya mereka memuji dan pura-pura lupa , jika mereka sebenarnya penah menyakiti kita”.Ucap laki-laki yang bertubuh tambun.
                Rain masih tetap memandangi jendela  yang kini makin berembun  hingga ia tak dapat melihat rumput jepang hijau segar yang sebelumnya dapat ia lihat. Sembari mendengarkan obrolan dua laki-laki tua didekatnya. Ucapan dua laki-laki tua itu semuanya benara adanya.Pengalaman mereka sendiri yang membuktikannya.Dari posisi nol dicemooh orang , dibilang orang aneh bahkan ada juga yang mengaggap seperti orang gila sudah mereka rasakan.Selama ini ia kira ucapan atau mungkin kata mutiara aristoteles itu benar.

Ketika kamu BERHASILteman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu
Ketika kamuGAGAL kamuakhirnya tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu

Rain sendiripun pernah meraskannya.Sekitar setahun yang lalu ia benar-benar dalam keadaan yang terpuruk bukan hanya jiwanya saja namun perasaannya juga.Disaat teman-temannya membutuhkannya , perempuan itu bersaha untuk membantunya entah mencari solusi atau hal lainnya setidaknya dapat meringankan beban temannya itu.Namun, lihat saat ia benar-benar terjatuh dan sangat membutuhkan orang lain untuk meluapkan segala unek-uneknya dan membutuhkan seseorang untuk mendukungnya.Tak ada satupun yang datang .Tak satupun menawarkan menjadi pendengar yang baik. Tak ada satupun orang yang memberinya semangat. Saat itu juga Rain tak mudah percaya dengan orang lain . Tak semudah juga ia memberikan bantuan jika ada yang membutuhkannya.Toh saat ia membutuhkan bantuan , orang-orang yang dulu dibantunya pura-pura tak tahu dengan keadaan perempuan itu.Ia bangkit sendiriian berusaha menegakan tubuhnya lagi dan berusaha menatap yang ada didepannya lagi.Biarkan orang lain tahu bahwa ia adalah perempuan yang kuat dan tak ada yang mampu membuat ia tertunduk kecuali Allah yang selalu dihatinya dan sisinya.Hingga ia seperti sekarang.

Hujan turun makin deras membuat suhu didalam restaurant  itu makin dingin.Rain menggosok-gosokan telapak tangannya lalu meniup telapak tangannya untuk menghangatkan dirinya.Langit sudah mulai berwarna biru kegelapan dan dahan-dahan pohon disekitar  restauraunt itu bergoyang dengan cepat hingga dedaunan berguguran. Bulan ini menjadi bulan yang sangat berangin sepanjang tahun.Suara kursi  bersentuhan dilantai membuyarkan lamunan perempuan itu.Dua laki-laki tua berkepala setengah botak dan beruban itu berjalan beriringan menuju sebuah pintu.Yang berbadan tambun menyangga pintu dan menyuruh lkai-laki yang bermata sipit untuk keluar terlebih dahulu.
Rain melirik handphone yang ada didekat nampan.Sudah pukul 18.00  dan cuaca juga belum membaik . Ia mengambil hamburger yang tadi dipesannya.Menambahkan saus cabe di makanannya itu.Walaupun dokter sudah melarangnya untuk tidak terlalu memakan makanan yang pedas karena lambung dan ususnya bermasalah ,perempuan itu tak pernah menggubrisnya sama sekali.Ia tetap memakan makanan pedas selagi belum ada efek yang dirasakannya ia akan terus memakan makanan pedas.Baginya makanan tak pedas hanyalah hambar.  
Kali ini Rain memperhatikan yang mungkin sepasang kekasih sedang asik bercengkrama satu sama lain.Perempuan itu menajamkan indra pendengarannya, namun tak melirik sama sekali pada yang mungkin sepasang kekasih itu.Ah didekatnya ada sepasang kekasih sedangkan ia sendiria hanya ditemani handphonenya dan tentu saja nampan pesanannya.Perempuan itu tak iri sama sekali hanya saja ya mungkin perasaan kikuk , risih , aneh atau apalah itu yang terus menggerogoti hatinya.
“Mamah kamu gak telpon?” ucap sang laki-laki
                Perempuan yang duduk didepan sang laki-laki mengganguk sembari memasukan kentang goreng berukuran sedang ke dalam mulutnya.Sang laki-laki tertawa sembari menutup mulutnya dengan tangan kanannya.Perempuan itu menaikan satu alisnya mencoba menerpa isi kepala laki-laki didepannya itu.
“Kamu ketawa kenapa?”
“Gara-gara liatin kamu habis lahap banget makannya emang ya perut karung beda!”
Perempuan itu masa bodo dengan ucapan laki-laki yang ada didepannya.Ia malah kembali memakan kentangnya lagi dan menyeruput soda miliknya.
“Mamah tadi udah telpon terus minta dibeliin martabak telor yang dideket pertigaan deket rumah . Nanti mampi situ ya.” Ucap perempuan itu.

                Laki-laki itu mengangguk sembari tersenyum pada perempuan yang duduk didepannya.Disambut ucapan terimakasih sang perempuan. Mereka berdua kembali memakan makanannya.Sesekali sang laki-laki yang memang mengenakan kacamatanya membetulkan posisi kaca mataya walaupun sudah disanggah oleh hidungnya yang lumayan mancung.Mungkin karena beberap kali menunduk kaca matapun melorot.Sang perempuan yang melihat itu langsung mengambil tisu lalu memberihkan tangannya.Tanpa Izin sang perempuan mengambil kcamata milik laki-laki didepannya dan meletakannya diatas meja dekat dengan Handphone mereka berdua.
“Kalau makan kacamatanya jangan lupa dilepas gimana mau nikmatin makanan.”
                Laki-laki itu mengangguk mengiakan perkataan sang perempuan.Setelah itu mereka melanjutkan memakan makanan mereka.Tak ada satu dari mereka yang memegang handphone bahkan mereka menaruh gadget mereka itu diatas meja.Mereka boleh menyentuh gadget mereka jika itu hal-hal penting seperti telpon dari orangtua mereka masing-masing.Itu semua mereka lakukan untuk menjaga komunikasi mereka berjalan baik satu sama lain. Saling mendengar dan fokus dengan ucapan lawan bicara mereka . Dan berusaha memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin degan orang lain tanpa gadget yang dapat merusak segalanya.
                Rain begitu senang melihat sepasang kekasih yang duduk didekatnya itu. Mereka lebih  memilih berkomunikasi langsung dengan tak ada yang menutup-nutupi satu sama lain.Tak ada sifat topeng dan berlagak  sok high class . Yang ada hanyalah sifat sesungguhnya mereka .Hujan sudah mulai reda dan angin sudah tak begitu berhembus kencang.Segera perempuan itu mengenakan mantel hangatnya dan membereskan barang-barangnya yang ada diatas meja.Lalu perempuan itu berjalan menuju pintu keluar restaurant. Sudah banyak pelajaran yang ia dapatkan di restaurant cepat saji itu.Saatnya  perempuan itu pulang menikmati hangatnya rumah.

Intan Kurniasari S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERUSAHAAN MARTHA TILAAR GROUP

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MARTHA TILAAR GROUP

Layanan Transisi (Service Transition)